Salip Kayu dari Vanessa
Oleh: A. Alexander Mering Sore itu Vanessa V Andico pergi ke toko. Dia membeli sesuatu. Aku membeli beberapa botol minuman dan biskuit untuk Mohammad…
You can see some of my work and activities here
Oleh: A. Alexander Mering Sore itu Vanessa V Andico pergi ke toko. Dia membeli sesuatu. Aku membeli beberapa botol minuman dan biskuit untuk Mohammad…
Oleh: A. Alexander Mering Sejak hampir seminggu berputar-putar di Philipina, Mohammad dan aku akhirnya masuk asrama. Tanpa TV, tanpa koran, tanpa kab…
Oleh: A. Alexander Mering Di rumah keluarga Raul Ortega ada sebuah meja panjang warna putih yang mendominasi hampir seluruh ruangan. Selain untuk mak…
Oleh: A. Alexander Mering “Cut! Cut!” Crew film kucar-kacir. Ember terpelanting, begitu juga sikat toilet di dalamnya. Penonton tertawa terbahak-ba…
Oleh: A. Alexander Mering Dia mengangkat tangan tinggi-tinggi. Suaranya seperti serangga membolongi tiang. Irama mantra yang sukar diikuti pendengara…
By: A. Alexander Mering Suatu hari Januari silam, Markus Duan Allo, wartawan Kompas terbang ke Zamboanga. Dia mewawancarai orang-orang di Manila seb…
By: A. Alexander Mering Di luar sana Pulau Borneo adalah legenda. Ketika aku mengenalkan diri berasal dari pulau ini, seorang wanita ubanan bersemir …
By: A. Alexander Mering Kami sedang mengitari meja makan saat helikopter melintas. Aku mengurungkan gerakan, tapi lelaki itu dengan tenang menyedok l…
By: A. Alexander Mering Hari masih terlalu pagi untuk mengidentifikasi keadaan di sekeliling. Kira-kira baru pukul 5, waktu Indonesia, tapi disini su…
By: A. Alexander Mering Begitu keluar dari bandara Ninoy Aquino International, aku seolah bertemu Jakarta tahun 70-an. Di kiri kanan jalan berdiri R…
"Something I know that you don't know, something you know that I don't know, that's why life is so important and beautiful to be written."