Kitab Semesta Kampung Halaman
Oleh Wisnu Pamungkas Bertahun-tahun yang lalu, ketika kami duduk di salah satu sudut warung kopi, di Kota Pontianak, untuk sebuah wawancara, Amrin Z…
You can see some of my work and activities here
Oleh Wisnu Pamungkas Bertahun-tahun yang lalu, ketika kami duduk di salah satu sudut warung kopi, di Kota Pontianak, untuk sebuah wawancara, Amrin Z…
Jejak, Photo by Mering Cerpen: Wisnu Pamungkas Aku hidup dalam pengecualian. Terlahir untuk melarung, walau tanpa secarik pun peta kebahagiaan. Ayahk…
Cerpen: Wisnu Pamungkas Ini kuda: kukekang embun kesiangan Derap apokalypsa menderu pergi Sekeras angin batu-batu padas Mata-mata pedang membalik ti…
By: Wisnu Pamungkas Usai bercinta—di suatu sore akhir Juli yang temaram—sepasang kekasih ngebut ke Pasar Mawar, di kawasan pusat Pontianak kota. Sepa…
By: Wisnu Pamungkas Aku capek menjadi manusia, jika aku masih boleh memilih, aku akan memilih menjadi senja. Menjadi cahaya yang ungu keperak-perakan…
(Setelah lama kucari, akhirnya kutemukan lagi cerpen lama ini, cerpen yang diterbitkan majalah Hidup, Jakarta, sekitar tahun 1994 lalu. Walau sangat…
Sumber: http://www.go-self-sufficient.com/ By: Wisnu Pamungkas Sejak dilahirkan di ujung kampung kami, seekor anjing kurap bercita-cita menjadi manus…
Ilustrasi By Wisnu Pamungkas Semenjak di PHK dari pekerjaan lama, saya nyaris tiada kesibukan. Satu-satunya pekerjaan yang saya tekuni hingga sekaran…
Sumber gambar: http://www.anneahira.com Cerpen: Wisnu Pamungkas Negeri kami jauh dari kedamaian. Peperangan adalah kesenangan, barangkali juga hobi. …
Cerpen: Wisnu Pamungkas Ini tentu saja tentang sebuah senja, senja yang memerah, membiaskan cahaya alam dengan warna-warni yang berpedar di udara. Se…
Cerpen: Wisnu pamungkas Di negeri ini, mimpi adalah sebuah kemewahan! Tak banyak yang mampu membelinya kecuali presiden, menteri, para konglomerat hi…
"Something I know that you don't know, something you know that I don't know, that's why life is so important and beautiful to be written."