Saya menjadi kurator untuk buku ini bersama pak Mus dari balai bahasa Kalimantan Barat. Dalam pengantar buku saya juga menuliskan kalimat berikut: "Bukankah puisi-puisi juga seperti pohon yang ditanam di
tembawang? Karena setiap pohon niscaya akan tumbuh dan memiliki takdirnya
sendiri, demikian juga setiap karya puisi yang terlahir ke dunia ini melalui
tangan-tangan penyair, entah di masa lalu, esok atau pun hari ini." Baca selengkapnya
0 Comments