By Wisnu Pamungkas
Ayah sendiri di terminal
udara lupa mengirim bahasa cinta
dia adalah lelaki yang gagal menjaga dunia
sedangkan anak-anak terus menyeruak,
menggambar beribu-ribu sindikat malaikat
mencipta Superman untuk teman bermain congklak
ayah termanggu, merumuskan sepotong rindu
menelusuri jejak-jejak indah di tong sampah
Mengorek sisa kebahagiaan di puing perkawinan
Sejak saat itu ayah dihantui rasa bersalah karena menjadi manusia
Pontianak, 24 April 2007
0 Comments