Negara Kelamin

By: Wisnu Pamungkas

Ibu memproklamasikan kelamin Ayah sebagai negara baru
Ayah tak berkutik dan menyerah, walau ia marah karena tiada pilihan
Tiada yang salah pada hubungan mereka, tapi Ibu mengira telah menjadi pahlawan ketika berhasil menyesah Ayah di ranjang perkawainan
Menciptakan khayalan terhadap persetubuhan
Menelan lelaki itu mentah-mentah sebagai santapan
Ayah tiada mengira kejantannya bisa menjadi negara, tetapi akhirnya ia terpaksa berbagi wilayah dengan wanita itu
Membuat sempadan dari tirai, membaca proklamasi sendiri-sendiri di tapal batas
Sebenarnya mereka dahulu sama-sama serdadu sebelum perang ini pecah
Sebelum pahlawan menjadi kebutuhan untuk permainan
Ibu memang pernah menaruh dendam pada Ayah, begitu pula Ayah. Mereka pernah berseteru walau tanpa pertumpahan darah. Hom pilahom pimpah!
Sejak saat itu negara ini terpecah-pecah,
Negara sakinah hanya iklan saat kampanye dilakukan
Lagi pun sejak itu Ibu dan Ayah merasa tak perlu lagi menikah
Hom pilahom pimpah!


Pusar Katulistiwa, 29 September 2006

0 Comments

An encouraging quote from me:

"Something I know that you don't know, something you know that I don't know, that's why life is so important and beautiful to be written."