By: Wisnu Pamungkas
satir pujangga gila itu
menggigil ketika menemukan hari-hari kosong
dalam lorong hati setiap manusia
yang dijumpainya di kota itu
karena itulah ia menangis
mencari-cari partikel bumi
dan waktu yang tersangkut
pada mata pena sang penyair gila
yang telah pulih kembali menjadi manusia
Sanggau, 27, November 2004
0 Comments