Membela Durian
by: A. Alexander Mering Tak cuma aku yang gelisah berbulan-bulan ini soal nasib durian di West Borneo, seorang pembaca, Pay Jarot Sujarwo tiba-tiba …
You can see some of my work and activities here
by: A. Alexander Mering Tak cuma aku yang gelisah berbulan-bulan ini soal nasib durian di West Borneo, seorang pembaca, Pay Jarot Sujarwo tiba-tiba …
Oleh: Pay Jarot Sujarwo Yang terhormat, sepasang kekasih yang sama-sama mencintai durian. Surat ini kukirimkan sebagai perwujudan rasa duka mendalam …
Ikan Asin Danau Sentarum by Mering By: Wisnu Pamungkas Menanti senja bagi saya, bagaikan memanjatkan doa. Setiap kali duduk di sini, memandang kaki …
Benginilah saudari, aku ini bukan politikus yang dilahirkan dengan lidah pendebat. Aku cuma orang kebanyakan yang berfikir sederhana. Mari, letakkan …
Oleh: A. Alexander Mering Walau sama-sama rumpun melayu, ternyata tak membuat Indonesia dan Malaysia akur dan mesra layaknya orang hidup berjiran. Ke…
by: Wisnu Pamungkas Yang pasti segala sesuatunya teramat menyakitkan. Kamu jauh dari jangkauanku, aku kehilangan pengetahuan tentang kamu saat ini. A…
by: Wisnu Pamungkas Natal bagi Ayah adalah awan yang berbalik dan menumpahkan hujan, Agin yang berbisik tentang ketulusan langit Bumi yang pelit ka…
Rindu,. Kukira dapat membebaskan diri dari cengraman rindu ini, Malah ia menariku ke arahmu. Kukira dapat berlari dari bayanganmu itu, malah ia meng…
by: Wisnu Pamungkas Orang yang berbahagia adalah mereka yang menemukan jalan pulang
by: Wisnu Pamungkas Ayah sangat ramah pada kematian bahkan ia mentraktirnya dengan sebotol bear sebelum mereka berpisah di ujung jalan berkali-kali a…
by: Wisnu Pamungkas Ayah sendiri di terminal udara mancari bahasa cinta Dia adalah lelaki yang gagal menjaga bumi sedangkan anak-anak terus menyeruak…
by: Wisnu Pamungkas aku tak yakin keadaan begitu baik setelah beratus-ratus kali kami terbanting-banting ke kiri dan ke kanan. Bahkan supir sepertiny…
by : Wisnu Pamungkas Lebaran tahun ini, jangan kau cemas Berbuket-buket bunga mawar yang kukirim sebagai kata maaf Tak akan pernah layu sebelum sampa…
by: Wisnu Pamungkas Apakah pulsa telah mengajarimu menangis, lewat pesan pendek yang dikirim kekasih? “Cintaku, ini adalah pesan penghabisan, sebe…
by: Wisnu Pamungkas Ayah sangat ramah pada kematian bahkan ia mentraktirnya dengan sebotol bear sebelum mereka berpisah di ujung jalan berkali-kali a…
by: Wisnu Pamungkas Ketika dunia sudah sangat sempit, bahkan untuk sekadar membuang abu rokok pun sudah tak ada ruang. Para perokok berat pun tak men…
By: Wisnu Pamungkas Seorang wanita dengan gunting di tangan siap menikam jantung sendiri malam itu mengirim SMS kepadaku: “Jiwa ku penat, sekarang ad…
by: Wisnu Pamungkas Aku percaya engkau mencintaiku dengan segenap hatimu. Tapi aku tak akan mudah percaya pada apa yang pernah engkau lalui tanpa aku…
by: Wisnu Pamungkas Terimakasih Ayah, izinkanlah aku menerima semua fakta dan mimpi ini dalam satu bagian hidup yang sekejap, cinta tiada batas…ia …
By: Wisnu Pamungkas DIALOG Konflik Batin AYAH: Bagaimana aku harus menjelaskan kerinduan ini? Sebab rasa sakit dan derita yang kurasakan sudah tak te…
by: Wisnu Pamungkas Ketika negra tak lagi menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, melindungi hak-hak dan kepentingan rakyat, untuk apa kita ngotot …
by: Wisnu Pamungkas untuk apa kita ngotot memiliki negara, jika bernegara ternyata tak menyelesaikan masalah. Lihat saja yang terjadi di sekeliling k…
Pujangga gila Dari utara adalah The Wanderer, debu cosmic yang selalu beredar setiap saat bagai hantu yang tiada tempat berpijak. 18-11-2004
by: Wisnu Pamungkas Karena ngilu dilanyak sepi, dengan terpaksa Pujangga gila mengirimkan email-nya ke surga: Tuhan, jika Engkau menganggap permin…
by Wisnu Pamungkas Tuhan telah menjatuhkan kutuknya ke atas negeri mimpi. Karenanya setiap bayi yang lahir pada minggu pertama menjelang peringatan h…
Saat melihat sungai, satu-satunya yang ingin anda lakukan adalah menyelam, selain bersenggama! Karena itu aku langsung menghidupkan kamera merekam…
Aku berjalan seperti orang mabok, saat menyelusuri makam-makam masa lalu, untuk bertemu diri sendiri.
kami mengembara, seperti mimpi masa kecil kami Dua manusia yang tak saling mengenal tapi ditautkan rasa, ditautkan sebuah kekuatan aneh yang tak mamp…
by: Wisnu Pamungkas Bulan sabit yang menyembul di cela-cela pucuk pohon itu mengingatkanku kepada ibu. Wanita separuh baya dalam kebaya kusam, dengan…
Setelah lebih sebulan kami berjalan dalam gelap, aku sempat berfikir apakah tempat yang kami tuju ini benar-benar pernah ada? Atau barangkali hanya …
Jika aku boleh memilih, aku akan memilih untuk dilahirkan kembali disebuah pantai. Pantai dengan senjanya yang sendu, temaram dan membiaskan cahay…
Mungkin mempertanyakan mengapa cinta harus ada adalah seuatu yang terlalu klise bagi seorang pemikir. Atau mungkin ada lagi yang mempertanyakan (past…
Cerpen: Wisnu Pamungkas Ini kuda: kukekang embun kesiangan Derap apokalypsa menderu pergi Sekeras angin batu-batu padas Mata-mata pedang membalik ti…
By Wisnu Pamungkas Ketika penciptaan dimulai, Yang pertama Tuhan lakukan adalah membangun ruang Belum ada tempat berpijak atau berpegang Hanya satuan…
By Wisnu Pamungkas Ibu memproklamasikan kelamin Ayah sebagai negara baru Ayah tak berkutik dan menyerah, walau ia marah karena tiada pilihan Tiada ya…
by: Wisnu Pamungkas Entah siapa yang lengah, tuhan atau ayah? Hanya saja ketika itu tuhan agak gegabah, menghela adam dari firdaus, Memang ular tua …
Ayah sendiri di terminal udara mancari bahasa cinta Dia adalah lelaki yang gagal menjaga bumi sedangkan anak-anak terus menyeruak, menggambar malaika…
By: Wisnu Pamungkas Aku dan sekelompok ikan Menemukan jalan Sebelum pagi tiba Sama-sama memanjatkan doa Tentang sikucing belang Purnama, 11 A…
: WS. Rendra in Memoriam Mata yang tak pernah buta adalah matahari, Mata yang tak pernah dusta adalah matahari, Mata yang tak pernah menangis adalah …
By: Wisnu Pamungkas Usai bercinta—di suatu sore akhir Juli yang temaram—sepasang kekasih ngebut ke Pasar Mawar, di kawasan pusat Pontianak kota. Sepa…
Oleh: A. Alexander Mering Pembabatan dan perdagangan kayu durian dengan alas Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) di Kabupaten Landak semakin marak, men…
by Wisnu Pamungkas Ketika takdir tak juga dapat menjelaskan dari keping yang mana aku berasal, aku tetaplah kunang-kunang yang berbahagia menjadi sul…
1. Aku hanya daun, yang memahami kehendak ranting, setelah musim bertukar daun harus imun kepada takdir. 2. Karena kalau anak panah melesat ke dua ar…
Oleh: A. Alexander Mering Sore itu Vanessa V Andico pergi ke toko. Dia membeli sesuatu. Aku membeli beberapa botol minuman dan biskuit untuk Mohammad…
By: Wisnu Pamungkas Aku hanyalah seorang terminator , Nisanak. Mesin tercanggih yang dikirim dari masa depan dengan program penyelamat. Di otakku dis…
By: Wisnu Pamungkas Kunang-kunang takdirnya adalah terbang Tak perlu kau ajari dia cara mengepakkan sayap Meski tak pernah bicara tentang cahaya Tap…
By: Wisnu Pamungkas Kunang-kunang takdirnya adalah terbang Tak perlu kau ajari dia cara mengepakkan sayap Meski tak pernah bicara tentang cahaya Tap…
Oleh: A. Alexander Mering Sejak hampir seminggu berputar-putar di Philipina, Mohammad dan aku akhirnya masuk asrama. Tanpa TV, tanpa koran, tanpa kab…
Oleh: A. Alexander Mering Di rumah keluarga Raul Ortega ada sebuah meja panjang warna putih yang mendominasi hampir seluruh ruangan. Selain untuk mak…
"Something I know that you don't know, something you know that I don't know, that's why life is so important and beautiful to be written."